Mengapa Diusia Remaja Sekolah Mudah Emosi?
Remaja sering kali disebut masa peralihan masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, para remaja termasuk aku sedang tahap pencarian jati diri dan ingin menjelajah dunia baru yang lebih kompleks. Namun, dalam eksplorasi ini remaja akan mudah mengalami yang namanya emosi, karena masih labil dan mengandalkan mood untuk melakukannya.
Sebelum lanjut, kenalkan aku Widya Sam salah satu representatif dari Satu Persen dan ini adalah tulisan pertamaku. Di sini aku ingin berbagi sedikit ilmu untuk #HidupSeutuhnya dan bisa berkembang setidaknya 1% setiap harinya.
Remaja dan emosi memiliki hubungan erat, ketika sedang emosi, kamu akan mudah tersinggung, cepat marah, sedih, pendiam dan lain-lain. Tak jarang ketika emosi orang yang berada di lingkungan kita akan terkena dampaknya, mungkin akan beda cerita jika sudah bisa mengelola emosi atau dengan kata lain sudah dewasa akan mengalihkan emosi tersebut agar tidak mencelakakan orang lain. Sebelum lanjut, kita cari tahu dahulu definisi remaja dan emosi itu apa.
Siapa yang dikatakan remaja?
Dalam KBBI remaja dikatakan 1mulai dewasa, sudah sampai umur kawin; 2muda; dan 3pemuda. Sedangkan menurut Muhammad Ali dan Muhammad Ansori (2004;18) mengatakan bahwa remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali ingin mencoba-coba, menghayal, dan rasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya disepelekan atau tidak “dianggap” untuk itu sangat mudah memerlukan keteladanan, konsistensi, komunikasi yang tulus dan empati dari orang dewasa.
Lalu emosi itu apa sih?
Emosi menurut KBBI adalah 1luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharusan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif. Soegarda Poerbakawatja (1982) dalam Muhammad Ali dan Muhammad Ansori (2004;62–63) menyatakan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
Daniel Goleman (dalam Asrori;2005) mengungkapkan emosi memiliki sejumlah bentuk sebagai berikut:
- Amarah; di dalamnya meliputi beringas, mengamuk, benci, marah besar, tersinggung, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang dan tersinggung.
- Bermusuhan; tindak kekerasan dan kebencian patologis.
- Kesedihan; meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.
- Rasa takut; di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik, dan fobia.
- Kenikmatan; rasa Bahagia, gembira, riang, puas, senang, bangga, takjub, terpesona, puas, girang, dll.
Jadi emosi bukan hanya marah-marah atau mudah tersinggung yang mengarah pada hal negatif, tapi juga ada emosi yang mengarah ke hal positif seperti point ke lima dan dari ke lima point di atas, semua orang memiliki bentuk emosi tersebut, namun bentuk emosi yang mana mendominasi diri kita. Kalau kalian sering didominasi bentuk emosi apa nih? Coba renungkan yuk!
Setelah kita tahu definisi dari remaja dan emosi, pertanyaan selanjutnya kenapa emosi itu bisa muncul? Ada gak sih fungsinya? Atau gimana sih cara mengontrol emosi ku yang seperti bom atom? Suka kasihan deh sama orang yang terkena dampaknya. Cus cari tahu bareng-bareng.
Kenapa emosi itu terjadi dan apa fungsinya?
Emosi dapat terjadi setiap saat tidak mengenal waktu dan tempat, ketika mendapatkan rangsangan atau tindakan dari luar. Emosi muncul dari reaksi-reaksi kimia yang ada di otak, ketika kita mendapatkan rangsangan maka akan muncul reaksi apa yang cocok dengan rangsangan tersebut.
Kita ambil contoh, ketika peringkat kelas menurun kamu akan merasakan sedih dan kecewa, padahal kamu sudah belajar dengan baik, mengumpulkan tugas tepat waktu atau nilai ulangan yang tidak pernah merah. Dari contoh di atas, rangsangan yang diberikan adalah peringkat kelas yang menurun sehingga menghasilkan reaksi sedih dan kecewa.
Contoh lainnya, orang yang senang bertualang ke alam bebas seperti gunung atau hutan, melihat pemandangan hijau reaksi yang muncul adalah merasakan kedamaian dan ketenangan.
Emosi terjadi begitu saja, tidak hanya menghasilkan reaksi-reaksi kimia pada otak tapi juga memiliki fungsi. Fungsi dari emosi ialah:
- Emosi dapat membantu kita untuk bertahan hidup, sadar tidak sadar dengan emosi dapat membantu dalam memunculkan ide atau petunjuk juga membuat kita lebih kritis dan kreatif, ketika peringkat kelas menurun kita cari tahu penyebabnya apa dan hapus bagaimana, belajar lebih giat atau pada saat ulangan harus mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.
- Emosi menumbuhkan motivasi dalam melakukan kegiatan atau melakukan sesuatu. Contohnya ketika galau karena baru putus, kamu menuangkan ke galauan tersebut ke dalam tulisan yang puitis, padahal kamu jarang atau gak suka menulis.
- Emosi membantu hubungan kita dengan orang lain. Ketika kamu paham dengan kondisi sang lawan bicara atau sebaliknya, kamu akan dapat lebih menghargai satu sama lain, terlebih kalau kalian dalam keadaan emosi yang sama, kamu curhat ke dia eh jadi lebih dekat deh pertemanannya.
Nah udah tau dan pahamkan kenapa emosi itu terjadi, serta fungsinya untuk apa. Selanjutnya kita harus paham juga bagaimana mengontrol atau regulasi emosi.
Dikutip dari salah satu blog Satu Persen, terdapat 5 cara yang bisa kamu terapkan dalam regulasi emosi agar bisa mengontrolnya.
Cara Melakukan Regulasi Emosi
- Ketahui emosi yang kamu miliki
Mengenali emosi mu sendiri adalah hal terpenting, karena yang bisa mengontrol emosi mu hanya diri kamu sendiri bukan orang lain, begitu pun kamu tidak bisa mengontrol emosi orang lain.
Inget, emosimu adalah tanggung jawabmu. - Bertanya ke diri sendiri
Dengan bertanya pada diri sendiri kita akan tahu apa alasan kita emosi. Apa yang membuat ku marah seperti ini? Mengapa aku bisa terbawa emosi? Hal tersebut dapat mencegah kamu merasa rugi , tidak mudah menilai seseorang dan meredakan emosimu agar tidak langsung meledak seperti bom atom. - Tantangan dirimu sendiri
Mencoba menilai emosi yang kamu rasakan. Dengan bertanya pada diri kamu sendiri dan manilainya sendiri akan menjadi tantangan untukmu.
Contohnya, ketika lagi marah sama teman sebang ku atau sekelas, kita coba cari tahu dulu patas tidak kita marah kepadanya, dari pada kamu langsung meluapkannya atau memukul sangking kesalnya. - Pahami jenis emosi
Sudah dibahas di atas, emosi terdapat 5 bentuk, kamu harus tahu emosi apa yang sedang kamu rasakan.
Contoh, ketika kamu kehilangan barang yang paling disayangi sama pacar mu, pasti akan merasa sedih tapi kamu mencoba mengikhlaskannya dan tidak minta ganti. - Ambil hikmah dan pelajaran dari rasa emosi
Setiap kejadian pasti memiliki hikmah dan pelajaran, kamu bisa merenungkannya sendiri dan sadari.
Belajar dari emosi adalah salah satu cara agar kita tidak mudah emosi terlebih itu emosi yang sama.
Baca Lebih Lanjut: Cara Mengontol Emosi (Regulasi Emosi Diri Sendiri)
Regulasi emosi sangat penting kamu kuasai sebelum kamu beranjak dewasa. Sayangnya kita tidak pernah mendapatkan pelajaran semacam ini di bangku sekolah, khususnya di Sekolah Menengah yang hampir semua siswanya adalah remaja dalam keadaan “labil”. Pada pase kita butuh banyak pengetahuan tentang pengembangan diri dan karakter, salah satunya tentang emosi ini.
Sering kali siswa yang terlibat perkelahian dengan sesama temannya karena hal sepele, mereka tidak paham dengan emosi yang sedang dia rasakan dan bagaimana cara regulasinya. Jika mereka sudah terlatih dan diajarkan oleh gurunya, dengan cara mendiskusikan masalah tersebut mungkin akan selesai, tanpa ada kontak fisik.
Sekian artikel dari aku, semoga dapat memberikan manfaat dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam menyampaikan. Jika kamu masih terganggu atau bingung dengan Perasaan Emosi ini, kamu bisa ikut layanan Mentoring dari Satu Persen. Kamu bisa sharing-sharing bareng psikolog Satu Persen yang siap mendengarkan curhat kamu dan memberi masukan.
Akhir kata, terima kasih untuk yang baca sampai selesai. See you!
Referensi!
- Nurul Azmi, 2015. Potensi Emosi dan Pengembangannya. Sosial Horizon. https://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/sosial/article/view/50.
#EducationRangerSatuPerse #SatuPersen